Minggu, 01 Maret 2009

Karya: Enik Farida*

(www.koranpendidikan)

Mengapa Babi Diharamkan

Hush…hosh…hush…suara angin berlomba-lomba menuju ufuk timur, daun-daun melambai, mentari siang bersembunyi di balik awan. Burung-burung bernyanyi di perbukitan, tangkai-tangkai rumput padang menari dengan riak-riak desir air yang ditiup angin semilir silir berganti. Terpaan ombak berusaha untuk menyapu jutaan pasir. Dan “Subhanallah…” aku menyadari ternyata masih banyak keindahan yang diciptakan Allah. Kini aku dan kawan-kawan satu tim telah sampai di kaki gunung sebelah utara. Di perjalanan, kami melihat beragam binatang yang telah dilindungi oleh pawang. Jeruji-jeruji hitam tertancap di hadapan binatang-binatang itu, mulai dari yang paling kecil hingga terbesar. Tiba-tiba aku terbelalak ketika aku melihat seekor hewan yang sedang bermandikan Lumpur dengan suara yang agak histeris yang membuat bulu kudukku berdiri. Namun setelah kuamati dalam-dalam ternyata hewan itu hewan babi, dan ….ketika coba kuperhatikan lagi ternyata babi itu sedang menyantap kotorannya sendiri dengan lahapnya, hingga habis tanpa sisa. “Ihh….” “Cheli…” Terdengar suara nyaring yang memanggil namaku yang ternyata laura, “kamu sedang melihat hewan babi itu ya?” tanyanya, “Iya” jawabku, “aku heran aja…” “Heran..?! Kenapa heran?!” Laura jadi tambah bingung, “Coba lihat aja, babi itu sedang memakan semua…” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Laura sudah memotong “ Ya memang sih babi itu adalah hewan yang tidak tertandingi kerakusannya dibandingkan hewan lain, jadi dia memakan semua yang ada dihadapannya termasuk kotorannya sendiri” jelas Laura. “Tapi kalau udah kayak gitu, kenapa ya banyak orang yang suka memakan dagingnya?” tanyaku sembari memalingkan wajahku dari babi itu. “Memangnya kamu belum pernah makan daging babi, chel?” mendengar pertanyaan itu aku tersentak kaget. Karena bagiku, memakan daging babi itu diharamkan, mungkin tidak bagi laura yang beragama lain denganku.
Malam hari tampak sang bulan menebarkan senyum dan bintang yang setia memancarkan cahaya. Aku termenung menyaksikan keindahan malam yang sunyi. Entah mengapa suasana malam ini mengingatkannku pada peristiwa tadi siang. Dibawah sinar remang cahaya lampu, aku membaca-baca buku masalah hewan-hewan yang diharamkan dalam agama islam. Hampir 4 jam aku membolak-balik buku, menaruh lagi, ku buka lagi…namun sampai kantuk menyerangku. Aku belum menemukan jawaban sama sekali.
Pagi ini, sepulang sekolah aku sudah bertekad untuk pergi ke perpustakaan umum, untuk mencari jawaban dari pertanyaanku semalam. Dan siang yang terik ini, keinginanku sudah hampir terjawabkan. Perpustaaan Umum telah ada di depan mataku. Dan buku itu itu telah ada ditanganku, ‘Mengapa Babi Diharamkan’, secepat kilat ku buka buku itu, halaman demi halaman ku baca dengan cermat, dan akhirnya kusadar, banyak hal yang belum aku ketahuii, termasuk tentang hewan babi ini. Ternyata dalam ilmu kedokteran modern telah menetapkan bahwa memakan daging babi sangat membahayakan manusia di seluruh kewasan, terutama kawasan yang beriklim panas. Sebagaimana telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah bahwa memakan daging babi menyebabkan timbulnya cacing-cacing pita yang sangat membahayakan. Meski begitu, penciptaan babi ini sangat memberi hikmah bagi manusia dan ilmu pengetahuan, salah satunya bagi manusia adalah sebagai penguji kesabaran dan keimanan manusia.

Akhirnya, setelah mengetahui itu semua, aku kini bisa tidur nyenyak lagi, setelah pikiranku sempat terusik oleh penasaran yang sangat tinggi.


*Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar